Kolaborasi HIMMA PBA IAI AL-AZIS dengan HMJ PBA UNIK Cipasung Gelar Kegiatan Bedah Buku “Balaghah: Antara Teori dan Praktik”


Dalam rangka memperingati Hari Bahasa Arab Internasional, HIMMA PBA IAI AL-AZIS (Institut Agama Islam Al-Zaytun Indonesia) bekerja sama dengan HMJ PBA UNIK (Universitas Islam KH. Ruhiat) Cipasung menyelenggarakan kegiatan bedah buku berjudul “Balaghah: Antara Teori dan Praktik”. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting pada Rabu, 18 Desember 2025, pukul 20.00–22.30 WIB.

Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Rektor I Universitas Islam KH. Ruhiat Cipasung, Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Al-Zaytun Indonesia, Para Ketua Program Studi dan Dosen Pendidikan Bahasa Arab dari kedua instansi, serta para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Selain menjadi forum diskusi ilmiah, kegiatan ini juga menjadi wujud nyata penguatan kolaborasi antarlembaga dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat.

Memasuki sesi inti, bedah buku menghadirkan Dr. Cand. Asep M. Tamam, M.Ag. selaku penulis dan Dadan Mardani, S.Sos.I., M.A., M.Pd. sebagai pembahas. Buku “Balaghah: Antara Teori dan Praktik” disusun dengan tujuan menjembatani konsep-konsep balaghah klasik dengan penerapannya dalam konteks kebahasaan kontemporer, sehingga balaghah tidak berhenti pada tataran teori, tetapi dapat dipahami dan dipraktikkan secara nyata.

Diskusi bersama Penulis dan Pembahas






 

Secara sistematis, buku ini disusun melalui tiga cabang utama ilmu balaghah, yakni Ilmu Bayan, Ilmu Ma‘ani, dan Ilmu Badi‘. Ilmu Bayan dan Ilmu Badi‘ ditulis langsung oleh penulis, sedangkan Ilmu Ma‘ani disusun oleh alumni UNIK Cipasung sebagai bentuk kolaborasi akademik. Dari ketiga cabang tersebut, Ilmu Ma‘ani mendapatkan porsi pembahasan yang lebih luas karena berkaitan langsung dengan praktik komunikasi sehari-hari.

Pembahas menekankan bahwa alasan utama penggunaan frasa “antara teori dan praktik” dalam judul buku ini berangkat dari kenyataan bahwa praktik balaghah masih relatif jarang dilakukan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, buku ini berupaya menghadirkan contoh-contoh aplikatif, terutama pada Ilmu Bayan, melalui analisis unsur balaghah dalam lagu-lagu berbahasa Indonesia. Dari kajian tersebut ditemukan berbagai bentuk balaghah seperti tasybih, ijaz, mubalaghah, dan isti‘arah.

Salah satu contoh yang menarik adalah pemadanan konsep al-isti‘arah at-tamsiliyyah dengan peribahasa dalam bahasa Indonesia, seperti ungkapan “sedia payung sebelum hujan”. Pendekatan ini menunjukkan bahwa balaghah tidak terpisah dari kehidupan sehari-hari, bahkan memiliki keterkaitan erat dengan sastra dan budaya lokal.

Sementara itu, Ilmu Badi‘ disajikan dengan pendekatan yang lebih ringan dan komunikatif melalui contoh-contoh permainan bahasa, lelucon, dan ungkapan persuasif. Adapun Ilmu Ma‘ani difokuskan pada pemahaman ragam tuturan, baik singkat maupun panjang, sehingga seseorang yang memahami balaghah diharapkan mampu menangkap makna bahasa secara denotatif dan konotatif, termasuk memahami maksud yang tersirat dalam sebuah komunikasi.

Dalam diskusi juga disampaikan bahwa buku ini telah digunakan di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Barat, wilayah yang dikenal memiliki tradisi kajian balaghah yang cukup kuat. Penulis menegaskan bahwa buku yang baik adalah buku yang terbuka untuk disempurnakan melalui revisi, baik dari segi substansi maupun teknis penulisan, agar semakin mudah dipahami oleh mahasiswa dan masyarakat umum.

Menanggapi relevansi balaghah klasik di era modern, dijelaskan bahwa meskipun lahir dari tradisi sastra klasik, balaghah tetap relevan jika dikemas dengan pendekatan yang kontekstual. Oleh karena itu, buku ini mengacu pada pendekatan pragmatik, retorika, dan statistika kebahasaan, serta terinspirasi dari karya ilmiah penulis dan masukan para dosen UNIK Cipasung.

Ke depan, penulis berencana mengembangkan buku ini dengan penguatan pada kajian bahasa daerah, khususnya bahasa Sunda, serta pengayaan strategi kognitif dalam pembelajaran balaghah. Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab memiliki pemahaman yang utuh terhadap empat pilar keilmuan, yaitu pendidikan, bahasa, bahasa Arab, dan pendidikan bahasa Arab, serta mampu memposisikan balaghah sebagai ilmu yang tidak hanya dipahami, tetapi juga dipraktikkan secara aktif.

Dokumentasi kegiatan






Kegiatan ditutup dengan doa dan dokumentasi bersama. Besar harapan, kegiatan bedah buku ini dapat memperkuat budaya literasi, memperkaya tradisi akademik, serta memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan kajian balaghah dan bahasa Arab di lingkungan perguruan tinggi.

0 Comments

Newest