Hari ke-1 Mahasiswa IAI AL-AZIS Mengikuti Kegiatan Muktamar ITHLA XII, Kemah Bahasa Arab Nasional, dan Konferensi Bahasa Arab Internasional di UIN Malang

Hari ini, Senin, 24 November 2025, 8 mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Institut Agama Islam Al-Zaytun Indonesia (IAI AL-AZIS ) mengikuti kegiatan Muktamar ITHLA XII, Kemah Bahasa Arab Nasional, dan Konferensi Bahasa Arab Internasional hari pertama yang diadakan di Rumah Singgah, Kampus 2 UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang. Kegiatan ini dimulai dengan pembukaan yang dihadiri oleh Wakil Walikota, pengurus ITHLA Pusat dan wilayah, delegasi mahasiswa dari Malaysia, para Dosen, dan mahasiswa yang tergabung dalam ITHLA Asean.
Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan seminar pertama yang disampaikan oleh Prof. Dr. Uril Baharuddin dengan tema "Revitalisasi Pendidikan dalam Membentuk Peradaban". Dalam seminar tersebut, Prof. Uril menjelaskan tentang karakteristik pendidikan yang harus dimiliki oleh setiap individu, yaitu Rabaniyah (Berbasis Agama), Waqi'iyah (Relevan dengan Realitas), Mutadarrijah (Bertahap), Mutakamilah (Komprehensif), Muntazimah (Terorganisir), Tajmiiyah (Menghimpun/Menyatukan), dan Harakiyah (Dinamis/Aktif). Selanjutnya, Dr. Wawan Hari Purwanto, S.H., M.H. mempresentasikan materi seminar tentang "Wawasan Kebangsaan dan Peran Intelijen". Beliau menjelaskan bahwa intelijen memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan negara dengan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk merumuskan kebijakan Wawasan kebangsaan juga menjadi landasan untuk mencapai kepentingan nasional dan keamanan nasional. Dr. Wawan menekankan pentingnya memperkuat wawasan kebangsaan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Beliau juga membahas tentang tantangan kebangsaan, seperti isu SARA, munculnya "nabi baru", dan pengkhianatan antar-negara. Untuk menghadapi tantangan tersebut, intelijen harus proaktif dalam mengantisipasi ancaman dan menyediakan informasi strategis.
Acara dilanjutkan dengan diskusi tentang bagaimana pemuda dapat mengambil jalan strategis, yang disampaikan oleh Prof. Ilyas Indra, S.H., M.H., M.M. Beliau menjelaskan bahwa kepentingan pemuda harus menjadi prioritas utama, dan negara harus hadir untuk kepentingan pemuda. Prof. Ilyas juga mempresentasikan 8 program kerja ASTACITA, yaitu: 1. SDM unggul 2. Networking Nasional & Internasional 3. Gerakan Kemandirian Pemuda 4. Gerakan Wajib Sarjana 5. Gerakan Wajib Wirausaha 6. Menjamin peluang kerja dalam dan luar negeri 7. Menjadi pejuang 8. Memiliki pendidikan tinggi Beliau juga menekankan pentingnya pemuda memiliki kemandirian ekonomi, visi besar, dan strong karakter. Pemuda harus menjadi youthpreneur dan youthinternational, serta memiliki kemampuan self-enterpreneur. Setelah acara selesai, peserta Muktamar XII kemudian dimobilisasi ke penginapan untuk beristirahat dan melanjutkan kegiatan esok hari.

0 Comments

Newest